Ada 3 macam kuda.
Ada kuda yang dibiakkan untuk menjadi kuda pacuan. Kuda-kuda ini adalah kuda pilihan dari jenis spesial dan sengaja dididik untuk menjadi kuda juara. Mereka dilatih setiap hari dengan disiplin ketat untuk bisa melompati halangan-halangan tertentu, untuk bisa menunjukkan atraksi menarik, dan harus makan diet pilihan yang gak sembarang kuda bisa makan supaya tetap sehat dan fit terutama pada saat pertandingan tiba. Mereka disisir setiap hari dan hidup ibarat putri raja. Penampilan mereka selalu cemerlang dan tipe kelas satu bak primadona.
Ada kuda jenis lain yang dilatih untuk jadi kuda peternakan. Tujuan hidup mereka adalah untuk menjadi sarana transportasi manusia dari satu daerah ke daerah yang lain. Mereka ini jinak, jadi siapa pun bisa menungganginya. Kadang mereka dipersiapkan untuk anak-anak yang mau ikut kursus menunggang kuda. Kadang mereka digunakan untuk turis yang berminat untuk menunggang kuda dan melihat-lihat daerah liburan sekitarnya. Kuda-kuda ini makan makanan biasa seperti jerami, rerumputan, wortel, jagung, dan gandum. Seperti kuda pacuan, mereka juga disisir setiap hari dan dipelihara dengan baik. Mereka kelihatan sehat dan terawat.
Kuda ketiga adalah kuda liar. Kuda ini sama sekali tidak jinak, tidak takut manusia, dan tidak bisa dikendalikan. Mereka tidak kenal kekang dan sepatu kuda. Kalau manusia coba untuk menungganginya, mereka akan menghentak-hentak kakinya dan membuat manusia itu terlempar dari punggungnya. Mereka makan sembarang rumput yang ada di mana-mana dan tidak ada yang mengontrol nutrisi mereka. Karena tidak ada yang menyisir mereka, akhirnya bulu mereka tumbuh tidak terawat dan penampilannya jelek sekali.
Orang juga sama.
Ada orang-orang yang halus, terdidik, dan berbudaya. Orang-orang ini tahu aturan. Mereka mengerti tata krama dan bisa bergaul dengan baik dan sopan. Mereka membuat peradaban manusia setingkat lebih tinggi. Mereka membuat orang merasa senang untuk berinteraksi dengan orang-orang berkultur ini. Orang-orang jenis ini ibarat kuda pacuan. Mereka sudah terdidik untuk menjadi juara dan punya mental bagai pemenang.
Sayangnya, ada orang-orang yang nggak punya etiket. Mereka grasa-grusu dan hidup "liar". Mereka tak punya aturan dalam pergaulan dan bicara seenak jidat. Apa yang dipikirkan di otaknya pada saat itu juga dilontarkan dalam perkataan yang pedas dan menusuk hati. Mereka tidak mengontrol lidahnya dan itu juga terlihat dalam perilaku hidupnya sehari-hari. Orang-orang ini menyebabkan banyak sakit hati dan akibatnya mereka tidak mendapat respek dari orang lain. Mereka ini ibarat kuda liar yang tidak terdidik dan tidak diperhatikan.
Tapi orang bukan kuda. Orang bisa berubah, kalau mereka mau. Orang bisa belajar untuk menjadi berbudaya. Apalagi zaman sekarang, zaman informasi dan internet. Mereka bisa melatih diri mereka untuk menjadi setahap lebih baik, kalau mereka punya keinginan untuk tumbuh dan berkembang.
Manusia adalah makhluk yang paling tinggi, mereka sudah dilengkapi dengan akal budi untuk terus belajar dan berkembang dengan lebih baik. Nggak ada orang yang dilahirkan sudah punya aturan dan tau cara mengucap terima kasih. Itu semua diajarkan pada kita. Dan kita juga bisa bersikap otodidak, belajar sendiri. Jadi nggak usah nyalahin orang tua atau guru kalau kita tidak tahu atas suatu hal. Masa kini, kita bisa belajar dari begitu banyak sumber untuk setidaknya tahu cara bertata krama. Untuk punya etika dalam pergaulan dengan orang lain.
Seandainya kita mau ketemu sama Ratu Elizabeth II di Inggris. Apakah kita akan ngomong dan bertindak tanduk sama seperti kita ngomong sama kuli bangunan? Ya, seharusnya kita tetap sama sopannya pada Ratu Elizabeth dan pada kuli bangunan seberang rumah. Manusia semua sederajat, tapi tidak semua manusia sama. Kenyataannya, banyak orang-orang yang tingkah lakunya sangat berbeda satu sama lain. Ada yang baik dan manis. Ada yang sopan penuh teladan. Dan ada juga yang bicara sembarangan seolah-olah nggak takut akan konsekuensi yang ditimbulkan dari lidahnya. Dan ketika dua tipe orang ini berbaur, mereka bagaikan minyak dan air. Nggak akan bisa bercampur. Yang satu jadi sakit hati, dan yang lain tetap aja bebal dan gak mau berubah.
Jadi apa kesimpulannya?
Intinya, orang yang mau berubah menjadi satu derajat lebih baik, akan selalu maju. Seperti kuda pacuan, mereka terus berlatih sampai mereka jadi ahli. Mereka mendorong diri mereka untuk terus berjuang dan berlari menuju tujuannya. Mereka akan mengasah diri mereka untuk menjadi orang yang lebih baik. Orang yang tetap tahu tata krama dan menghargai lawan bicaranya. Mereka akan terus naik tingkat ke level-level yang lebih tinggi.
Orang yang bebal? Biar aja mereka terus menjadi orang-orang liar. Kalau mereka mau berubah ya syukur, nggak juga nggak papa.
Anjing mengonggong, kafilah berlalu.
No comments:
Post a Comment